https://javaprivatetour.com/wp-content/uploads/2024/01/Nasi-Jamblang-A-Local-Recommendation.jpg' First slide Next

Senin, 20 Mei 2024


Resep cungkring bogor
Bahan

1/2 kilogram kulit sapi, potong kotak kecil hingga menjadi 60 potong, rebus hingga matang
35 gram bawang merah
30 gram bawang putih
15 gram kunyit
5 gram ketumbar, haluskan
20 gram kemiri
20 gram cabai merah
15 gram jahe
10 gram lengkuas
3 buah cabai rawit
2 batang serai ambil bagian putihnya
3 sdt garam
2 sdt gula
500 cc air
1 sdm kacang tanah sangrai, buang kulitnya dan cincang kasar
4 sdm minyak untuk menumis
Cara membuat cungkring bogor
Tumbuk semua bumbu, tambahkan serai, tumis hingga harum.
Masukkan kikil yang sudah dipotong kotak, tambahkan air, masak hingga habis.
Tambahkan kacang tanah, masak sebentar, biarkan dingin, sisihkan.
Setelah dingin, tusuk kulit menggunakan tusukkan sate. beri tusukkan berisi 3 iris kulit. Makan dengan buras oncom.
Batagor (singkatan dari Baso, Tahu, Goreng), adalah jajanan khas Bandung[1] yang kini sudah dikenal hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Secara umum, batagor dibuat dari tahu yang dilembutkan dan diisi dengan adonan berbahan ikan tenggiri dan tepung tapioka lalu dibentuk menyerupai bola yang digoreng dalam minyak panas selama beberapa menit hingga matang. Variasi lainnya yaitu siomay, digoreng dan dihidangkan bersama batagor dan dikombinasikan dengan bumbu kacang, kecap manis, sambal, dan air perasan jeruk nipis sebagai pelengkap.[2] Saat ini, batagor tidak hanya berbentuk bulat saja, namun terdapat varian batagor yang dibalut dengan kulit pangsit yang digoreng. Batagor dengan varian ini banyak ditemukan di Jawa Barat, khususnya Bandung. Bahkan, penyajian batagor tidak hanya dengan bumbu kacang yang khasnya saja, tetapi ada juga batagor yang disajikan dengan kuah seperti bakso. Batagor jenis ini dikenal dengan nama batagor kuah. Beberapa pedagang juga ada yang menyajikan batagor dengan tambahan irisan timun yang menambah cita rasa batagor semakin enak


Peyeum/tapai adalah kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi.[1] Di Indonesia dan negara-negara tetangganya, substrat ini biasanya beras ketan dan umbi singkong. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme, terutama fungi (kapang dan jamur), seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, dan Pediococcus sp.[1], tetapi tidak tertutup kemungkinan jenis lain juga terlibat. Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang didominasi S. cerevisiae umumnya berbentuk lunak, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket.[1] Produksi tapai biasanya dilakukan oleh industri mikro, kecil, dan menengah


Tahu merupakan salah satu bahan makanan yang menyehatkan dan kaya akan nutrisi.

Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, dalam 100 gram tahu mentah mengandung 82,2 g air, 80 kalori energi, 10,9 g protein, 4,7 g lemak, 0,8 g karbohidrat, 0,1 g serat, 223 mg kalsium, dan 183 mg fosfor.

Karenanya, nggak heran kalau bahan makanan yang satu ini banyak diolah menjadi kudapan yang lezat dan juga bergizi, salah satunya yaitu pepes tahu.

Pepes tahu adalah makanan tradisional khas Sunda berbahan dasar tahu, yang dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus selama beberapa menit.




Kabupaten Purwakarta, punya kuliner khas berbahan dasar daging sapi atau domba yang melegenda. Apalagi kalau bukan sate maranggi.

Karena menjadi kuliner khas, wajar saja jika di wilayah ini banyak dijumpai pedagang sate maranggi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta. Misalnya, di sepanjang Jalan Raya Bungursari, Plered, serta Jalan Raya Purwakarta-Wanayasa.

Kebayang enaknya kan? Potongan kecil daging sapi atau domba yang ditusuk dan diberi bumbu, kemudian dipanggang di atas bara api itu dipastikan memberikan bau merangsang bagi perut keroncongan. 

Apalagi, dipadukan dengan racikan bumbu rempah-rempah warisan leluhur, serta sambal dadakan yang semua itu bisa memberikan sensasi di lidah.

Sebagian masyarakat mungkin ada yang masih bertanya-tanya dan belum tahu apa itu sate maranggi Purwakarta, bagaimana bentuk penyajian kuliner khas ini dan seperti apa sejarahnya hingga dinamai sate maranggi.

Ada sepenggal cerita tentang asal-mula penamaan sate maranggi khas Purwakarta ini. Konon, sate maranggi awalnya merupakan makanan hasil kreasi para pekerja di sebuah peternakan domba di Kecamatan Plered.

Saat itu, para pekerja hanya bisa menikmati makanan berbahan dasar daging domba ini di waktu-waktu tertentu. Itupun, kadang merupakan daging sisa potongan.

Menurut cerita yang dirangkum dari berbagai sumber, dari sanalah mulai muncul ide dari para pekerja itu. Mereka berfikir, bagaimana caranya daging domba sisa ini bisa diolah menjadi makanan yang lezat.

Akhirnya, mereka menemukan resep untuk mengolah daging sisa tersebut. Daging sisa itu, kemudian mereka potong-potong kecil supaya bisa digunakan dan dimakan secara berkala tanpa membusuk.

Potongan daging itu pun mereka rendam dalam racikan rempah-rempah dengan menambah sedikit gula aren. Walhasil, air rendaman itu bisa membuat daging tersebut awet dan memiliki citarasa tersendiri.

Penemuan racikan daging dari para pekerja ternak ini pun terdengar santer di masyarakat. Namun sejak diciptakan, panganan dari desa itu tak memiliki nama baku dan warga saat itu hanya menyebutnya sate. Hingga pada akhirnya, di Kecamatan Plered, terdapat warung sate domba yang tersohor milik Mak Anggi.

Seiring berjalannya waktu, penyebutan sate Mak Anggi pun berubah hingga menjadi sate Makanggi dan kini lebih dikenal dengan nama beken sate maranggi.

Kiprah pedagang sate maranggi yang lahir di Kecamatan Plered pun terus menyebar ke berbagai daerah dengan resep yang semakin bervariasi. Bahkan bukan hanya di Purwakarta, sate ini pun mulai banyak variasinya hingga ke Cianjur, Sukabumi, dan Subang.‎

Di Purwakarta sendiri, hampir setiap daerah atau kecamatan yang ada memiliki cita rasa berbeda dalam penyajian sate maranggi. Meskipun bahan dasar berupa daging domba, rempah, serta gula aren selalu menjadi resep utama dalam pembuatan kuliner tersebut.

Seperti halnya sate maranggi Cibungur yang menggunakan sambal tomat sebagai pelengkapnya, atau sate maranggi Wanayasa yang menggunakan sambel oncom dan ketan bakar sebagai pengganti nasi.‎

Tahu gejrot  adalah makanan khas Cirebon, Jawa Barat, Indonesia yang terbuat dari tahu dan bumbu lainnya.[1] Tahu gejrot terdiri dari tahu yang sudah digoreng kemudian dipotong agak kecil lalu dimakan dengan kuah yang bumbunya terdiri dari cabai, bawang putih, bawang merah, dan gula.[1] Biasanya disajikan di layah kecil.[1] Tahu gejrot juga merupakan jajanan khas daerah Cirebon yang digemari di kalangan anak-anak dan orang dewasa, karena sensasi rasanya yang khas.[1] Tahu gejrot adalah tahu yang dipotong kecil-kecil kemudian ditaruh di atas piring kecil dan tahu yang digunakan adalah tahu sumedang.[2] Saat ini, tahu gejrot telah menyebar ke seluruh Indonesia seperti Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Malang, Surabaya, dan beberapa tempat di kota-kota besar lainnya di Indonesia.[3]


Surabi, atau juga dikenal sebagai serabi, memiliki akar sejarah yang dalam di Nusantara. Namun, catatan tertulis yang jelas tentang asal usulnya jarang ditemukan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa surabi pertama kali muncul pada zaman Kerajaan Majapahit, sementara yang lain berpendapat bahwa makanan ini sudah ada sejak masa kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia.

Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang memiliki surabi.

Surabi Solo: Surabi Solo adalah variasi surabi yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Adonan berbahan dasar tepung beras ini digoreng dengan minyak sedikit sehingga menghasilkan tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam. Surabi Solo biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut manis di atasnya.

Surabi Bandung: Surabi Bandung berasal dari Kota Bandung, Jawa Barat. Surabi ini biasanya berwarna hijau karena dicampur dengan daun suji atau daun pkamun. Adonan yang telah dicampur dengan santan ini lalu dipanggang atau digoreng. Surabi Bandung biasanya disajikan dengan kuah kental gula merah.

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts